A.
perkembangan
hadis:
Sejarah perkembangan hadis mereupakan masa atau preode yang telah
di lalui oleh hadis dari masa lahrnya dan tumbuh dalam pengenalan, penghayatan
dan pengamalan umat dari generasi ke generasi.
M. Hasbi Asy-Shidiegi perkembangan hadis
menjadi tujuh priode, sejak
priode Nabi SWA. Hingga sekarang, yaitu sebagai berikut.
1.
preode
pertama: perkembangan hadis pada masa rosulullah SAW.
Preode ini disebut ‘ Ashr Al- Wahyi wa At- Taqwin’ (masa
turunnya wahyu dan perbentukan masyarakat islam). Para sahabat menerima hadis
secaara langsung dan tidak langsung. Penerima secara langsung misalnya saat
Nabi SAW. Memberi ceramah, pengajian, khotbah atau penjelasan terhadap
oertanyaan para sahabat, Adapun penerimaan secara tidak langsung adalah
mendengar dari sahabat yang lain atau dari utusan utusan, baik dari utusan
utusan yang di kirim oleh nabi ke daerah
daaerah atau utusan daerah yang datang
kepada Nabi.
2.
Preode
kedua : perkembangan hadis pada Masa khulafa’Ar-Rosyidin.
Preode ini disebut ’Ashr-Tastabbut wal Al- Iqlal min
Al-Riwayah(masa membatasi dan menyedikitkan riwayat). Nabi SAW. Wafat pada
tahun 11 H. Kepada ummatnya beliau meninggalkan pegangan sebagai dasar bagi
pedoman hidup, yaitu Al-Quran dan hadis (As-sunnah) yang harus di pegangi dalam
seluruh aspek kehidupan umat. Pada masa khalifah abu bakar dan umar, peristiwa
hadis tersebut secara terbatas. Penulisan hadispun masih terbatas dan belum di
lakukan secara resmi. Bahkan pada masa itu, Umar melarang pada sahabat untuk
memperbanyak meriwayatkan hadis, dan sebaliknya, Umar menekankan agar para
sahabat mengerahkan perhatiannya untuk menyebar luaskan Al-Quran.
Pada masa khalifah Umar mempunyai gagasan untuk membukukan hadis,
namun maksud tersebut di urungkan setelah beliau melakukan shalat istikharah[1].
3.
Preode
ketiga:perkembangan pada masa sahabat kecil dan tabiin
Preode ini di sebut ‘Ashr Intinyar ila Al-Amshar(masa berkembang
dan meluasnya peristiwa hadis). Para sahabat kecil dan tabiin yang ingin
mengetahui hadis hadis Nabi SAW. Di haruskan berangkat keseluruh plosok wilayah
daulah Islamiyah untuk menanyakan hadis kepada sahabat sahabat besar yang sudah
tersebar di wilayah tersebut
Pada preode ketiga ini mulai muncul usaha pemalsuan oleh orang
orang yang tidak bertanggung jawab. Hal ini terjadi setelah wafatnya Ali r.a.
pada masa ini, umat islam mulai terpecah- pecah menjadi berapa golongan : pertama
, golongan Ali Ibn Abi thalib,yang
kemudian dinamakan golongan syi’ah.
Kedua, golongan khowarij, yang menentang
Ali, dan golongan mu’awiyah, dan ketiga golongan jumhur (golongan
pemerintah pada masa itu).
Terpecahnya umat islam
tersebut,memacu orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk mendatangkan
keterangan-keterangan yang berasal dari Rosulullah SAW. Untuk mendukung
qolongan mereka.oleh sebab itulah, mereka membuat hadis palsu dan
menyebarkannya kepada masyarakat.
4.
Preode
keempat: perkembangan hadis pada Abad II dan III Hijriah.
[1] Drs. M. Agus
solihuddin, M.Aq. Agus Suyadi, lc. M.Aq,Ulumul hadis pustaka
setia bandung hal,33-36